Alasan-Alasan Klasik Tidak Mau Menutup Aurat

16 November 2012 Tinggalkan komentar

© 

10 Alasan Klasik Mengapa Tidak Mau Berhijab/Berjilbab

Berikut adalah beberapa alasan yang biasanya dikemukakan seorang muslimah yang belum berhijab. Siapa tahu ada yang pas dengan alasanmu saat ini sehingga keinginanmu berhijab terus menerus terhambat, silakan cek penjabarannya. InsyaAllah tepat kena hatimu, dear Great Muslimah..

1. BELUM SIAP

Ini alasan yang paling sering diutarakan oleh para muslimah yang belum berhijab. Tahukah, kata siap-tidak siap, mau-tidak mau, itu urusannya dengan pribadi kita. Kita yang menentukan, bukan atas pengaruh di luar diri. Jadi ketika kita bilang “Tidak siap” dalam melakukan hal apapun, itu berarti kitanya yang memang menentukan diri kita tidak siap. Jadi, cara agar kita siap berhijab? Yakinkan kita siap, sesederhana itu. Alasan belum siap hanyalah fatamorgana buatan diri kita akibat tekanan arus modernisasi yang begitu kuat dan tajam. Wahai Great Muslimah.. yakinkan bahwa janji Allah yang kekal jauh lebih indah daripada sekedar penilaian manusia atas keindahan rambutmu.

2. MENGHIJABI HATI DULU

Ini juga merupakan alasan favorit nomor dua setelah “ketidaksiapan”. Wahai Great Muslimah.. menghijabi hati itu absurd. Tidak jelas sampai titik mana kita disebut sukses menghijabi hati. Hijabilah yang sudah jelas-jelas tampak, yang sudah jelas-jelas diperintahkan oleh-Nya. Pahamilah, menghijabi hati akan berlangsung dengan sendirinya setelah kita menghijabi kepala. Tidak yakinkah? Ya mungkin karena memang belum dicoba. Silakan dicoba dahulu, dan temukan hatimu senantiasa bergerak menuju kebaikan, lebih bershaja, anggun, dan lembut.

3. BELUM DAPET HIDAYAH

Hidayah itu sudah Allah sebar ke seluruh penjuru dunia. Tidak yakin karena tidak semua orang mendapat hidayah? Hehe.. memang betul, tidak semua orang mendapatkan hidayah yang sudah Allah sebar. Tapi bukan karena Allah tidak menghantarkan, melainkan karena pada hakikatnya hidayah itu DIJEMPUT, bukan DITUNGGU. Kalau hidayah menghampiri sesorang, biasanya sudah berubah wujud dan berganti nama menjadi AZAB. Ya.. kalau memang mau dihampiri hidayah tanpa berupaya, tinggal tunggu waktu datangnya AZAB. Hidayah dijemput melalui siapa saja, apa saja. Bahkan ketika hatimu bergetar ingin berhijab, itu sudah merupakan hidayah. Hanya sayangnya, seringkali ditepis berulang kali. Jangan menunggu hidayah itu berubah wujud.

4. TAKUT KALAU SUDAH PAKAI, NANTI DIBUKA LAGI

Pakai saja belum, sudah suudzon begitu. Hehehe. Wahai Great Muslimah, ini alasan yang dibuat-buat. Cobalah dulu kenakan, rasakan dengan hati, lihat perubahan-perubahan dalam dirimu. Rasa ingin membuka hijab setelah menggunakannya itu ilusi syaitan yang memang pada hakikatnya harus mengganggu manusia. Lagipula, sehebat apa rasa malumu ketika sudah gunakan hijab kemudia dibuka kembali. Orang begini biasanya sangat peduli dengan pendapat orang terhadapnya, makanya plinplan. Sungguh pastilah ada rasa yang tidak dapat terdeskripsikan ketika hijab menyentuh diri. Sudahlah, kenakan saja dulu, dan buktikan perkataan saya ini benar.

5. MASIH BANYAK YANG BERHIJAB TAPI MAKSIAT

Kalau bicara soal jumlah, yang tidak berhijab sambil maksiat juga banyak. Sudah maksiatnya jelas dosa, tidak berhijab pula. Paket komplit untuk membeli tiket ekspress tambah dosa. Jelaslah sudah, alasan yang ini sangat dibuat-buat. Yang jadi tolak ukur keutamaan berhijab bukanlah maksiat tidak maksiat, tapi keikhlasan dalam meraih ridho Allah. Barangsiapa ternyata menemui banyak muslimah berhijab namun perilakunya tidak mencerminkan keanggunan, maka berhusnudzanlah kemudian mantapkan hati untuk tidak mengikuti. Bahkan, jadilah perpanjangan tangan Allah untuk sampaikan pada kawan muslimah tersebut, sebagai bentuk rasa sayang kita terhadap saudari sesama Great Muslimah.

6. BERHIJAB ITU KAMPUNGAN

MasyaAllah kasar sekali ya, hehehe. Tapi tahukah, jika yang berhijab dianggap tidak gaul, seperti orang kampung.. maka yang tidak berhijab dan berpakaian ‘kurang bahan’ itu seperti manusia purba. Kenapa manusia purba? Coba diingat-ingat, zaman purba manusia tidak ada yang mengenakan pakaian, hijab apalagi. Sama dong ya, hehe. Maaf kalau kasar, tapi alasan berhijab itu kampungan pun sangat kasar. Dan parahnya, itu kalimat kasar bagi perintah Allah, yang menciptakanmu. Betapa sombongnya, sudah diberikan nikmat hidup, giliran dimintai hal sederhana menutup aurat saja sulit sekali dan banyak alasan. Astagfirullah..

7. BERHIJAB ITU GERAH

Panasnya dunia akibat sinar matahari itu tidak seberapa dibandingkan panasnya api neraka. Meskipun saya belum pernah melihat neraka, setidaknya isi Al Qur’an sudah berulang kali menggambarkan situasinya. Betapa kita manusia tidak akan kuat menahan panasnya. Yang hebat menahan pun tidak akan tahan, sebab siksaannya kekal, abadi. Jadi, bukankah lebih baik menahan gerah dunia daripada harus masuk bergerah-gerah di tempat buruk yang kekal.

8. TAKUT KEHILANGAN/TIDAK DAPAT PEKERJAAN

Rezeki itu Allah yang kasih, setuju? Nah, Allah punya perintah dan larangan. Mana mungkin mau Allah beri rezeki berlimpah bagi orang-orang yang mengabaikan perintah-Nya dan justru menjalani larangan-Nya. Pikiran dangkal soal pekerjaan tidak akan menghampiri yang berhijab itu sekali lagi merupakan tekanan arus dunia modern yang kuat dan tajam. Yakinlah ketika kita tidak mendapatkan perkerjaan akibat berhijab, maka perkerjaan itu memang tidak baik bagi kita. Dan temukanlah keajaiban bahwa ternyata diri muslimah yang berhijab ini banyak dihampiri oleh pekerjaan-pekerjaan yang penuh berkah dimana hijab dan dirinya sangat dihargai. Percayalah, mustahil bagi Allah menyempitkan rezeki orang-orang yang melaksanakan perintah-Nya dengan penuh keridhoan.

9. NANTI JADI JELEK

MasyaAllah. Hehehe, alasan ini lucu kalau mau dikomentari. Memangnya tanpa hijab, kamu cantik? Hihi, bercanda. Tapi menurut pengalaman dan pengamatan saya, semua wanita berhijab itu bertambah kecantikannya. Plus nambah kecantikan inner-nya. Untuk alasan satu ini hanya bisa bilang, sesungguhnya kecantikan paras dan raga itu tidak kekal. Ada saatnya kelak semua luntur tanpa ada yang bisa kita pertahankan bahkan dengan krim kecantikan sekalipun. Kecantikan hati dan iman, itulah yang kekal. Hijabmu adalah langkah pertama menuju proses penyempurnaan kecantikan hati dan iman yang kekal.

10. SEMUANYA BUTUH PROSES DAN WAKTU

Betul sekali. Semua perubahan butuh proses dan waktu. Hanya saja, tahukah kita seberapa banyak waktu yang tersisa untuk hidup kita? Lebih tepatnya lagi, masih banyakkah waktu kita? Atau jangan-jangan sudah sempit sedangkan kita tidak mengetahui. Saya doakan semoga masih ada waktu yang panjang agar sempat bertaubat kemudian berhijab. Tapi menurutku, lebih baik kenakan saja hijabnya, kemudian jalani prosesnya dan dapatkan hatimu penuh ketenangan karena tidak lagi dikejar-kejar waktu. Setelah berhijab, giliran berproses dalam memperbaiki kualitas diri. Lebih nyaman kan wahai Great Muslimah..

Ketahuilah, kehidupan di dunia itu tidak lebih dari 2% dari total kehidupan seluruhnya. Tapi dengan 2% itulah kita menentukan nasib 98% kehidupan kekal seluruhnya. Wahai Great Muslimah, yuk mulai sekarang berhentilah hanya memikirkan dunia, dunia, dan dunia. Bersenang-senang, jalan-jalan,shopping, dan nongkrong, sangat boleh dilakukan, tapi tanpa mengabaikan ibadah pada Sang Pencipta, salah satunya yang mudah sekali, berhijab.

“Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selamanya di dunia, tapi beribadahlah kamu seakan-akan kamu mati esok.”

Kategori:Hikmah, Otie Riri

Hukum Seorang Muslim Memelihara Anjing

© 

 

Pada posting kali ini, kita akan melihat beberapa hadits yang berkenaan dengan memelihara anjing. Setelah membaca tulisan ini, silakan pembaca lihat, bagaimanakah hukum memelihara anjing untuk sekedar menjaga rumah? Apakah diperbolehkan?

 

Hadits Pertama

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

من أمسك كلبا فإنه ينقص كل يوم من عمله قيراط إلا كلب حرث أو ماشية

Barangsiapa memelihara anjing, maka amalan sholehnya akan berkurang setiap harinya sebesar satu qiroth (satu qiroth adalah sebesar gunung uhud), selain anjing untuk menjaga tanaman atau hewan ternak.”

Ibnu Sirin dan Abu Sholeh mengatakan dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

 

Hadits Kedua

Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ أَوْ ضَارِى نَقَصَ مِنْ عَمَلِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطَانِ

Barangsiapa memelihara anjing selain anjing untuk menjaga binatang ternak, maka amalannya berkurang setiap harinya sebanyak dua qiroth (satu qiroth adalah sebesar gunung uhud).” (HR. Muslim: 23 Kitab Al Masaqoh).

An Nawawi membawakan hadits di atas dalam Bab “Perintah membunuh anjing dan penjelasan naskhnya, juga penjelasan haramnya memelihara anjing selain untuk berburu, untuk menjaga tanaman, hewan ternak dan semacamnya.”

 

Hadits Ketiga

Dari Salim bin ‘Abdullah dari ayahnya –‘Abdullah-, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ أَوْ كَلْبَ صَيْدٍ نَقَصَ مِنْ عَمَلِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطٌ

Barangsiapa memelihara anjing selain anjing untuk menjaga binatang ternak dan anjing untuk berburu, maka amalannya berkurang setiap harinya sebanyak satu qiroth (satu qiroth adalah sebesar gunung uhud).” (HR. Muslim: 23 Kitab Al Masaqoh). ‘Abdullah mengatakan bahwa Abu Hurairah juga mengatakan, “Atau anjing untuk menjaga tanaman.

An Nawawi membawakan hadits ini dalam bab yang sama dengan hadits sebelumnya.

 

Hadits Keempat

Dari Salim bin ‘Abdullah dari ayahnya –‘Abdullah-, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَيُّمَا أَهْلِ دَارٍ اتَّخَذُوا كَلْبًا إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ أَوْ كَلْبَ صَائِدٍ نَقَصَ مِنْ عَمَلِهِمْ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطَانِ

Rumah mana saja yang memelihara anjing selain anjing untuk menjaga binatang ternak atau anjing untuk berburu, maka amalannya berkurang setiap harinya sebanyak dua qiroth (satu qiroth adalah sebesar gunung uhud).” (HR. Muslim: 23 Kitab Al Masaqoh). An Nawawi membawakan hadits ini dalam bab yang sama dengan hadits pertama.

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin mengatakan, “Adapun memelihara anjing dihukumi haram bahkan perbuatan semacam ini termasuk dosa besar –Wal ‘iyadzu billah-. Karena seseorang yang memelihara anjing selain anjing yang dikecualikan (sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits di atas, pen), maka akan berkurang pahalanya dalam setiap harinya sebanyak 2 qiroth (satu qiroth = sebesar gunung Uhud).” (Syarh Riyadhus Shalihin, pada Bab “Haramnya Memelihara Anjing Selain Untuk Berburu, Menjaga Hewan Ternak atau Menjaga Tanaman”)

 

Kesimpulan:

Hukum memelihara anjing adalah haram dan termasuk dosa besar kecuali anjing yang digunakan untuk berburu, untuk menjaga tanaman dan hewan ternak.

 

أستغفر الله Astaghfirullah ya Allah ampunilah dosa2ku 😦

Kategori:Hikmah, Otie Riri

JANGAN MENINGGALKAN SHALAT JUM’AT

Dengan kebiasaan anda meninggalkan shalat jum’at maka ia adalah perbuatan dosa besar jika anda termasuk kedalam orang-orang yang terkena kewajiban melaksanakan shalat jum’at seperti : mukallaf (baligh dan berakal), merdeka bukan budak, laki-laki, orang yang mukim (menetap) bukan sedang melakukan perjalanan (safar), tidak sedang sakit atau terkena uzur-uzur lainnya yang tidak memungkinkan pergi melaksanakannya serta mendengar suara adzan.

Bahkan seorang yang meninggalkan shalat jum’at sebanyak tiga kali dengan sengaja tanpa ada halangan yang dibenarkan menurut syariat maka ia termasuk kedalam orang-orang yang lalai dan terkunci hatinya.

Sabda Rasulullah saw,”Barangsiapa yang meninggalkan tiga kali shalat jum’at dengan mudahnya (tanpa ada uzur) maka Allah akan kunci hatinya.” (HR. Abu Daud)

Sabdanya saw yang lain,”Sungguh janganlah orang-orang meninggalkan beberapa jum’at atau betul-betul Allah akan mengunci hati mereka kemudian menjadikan mereka termasuk orang-orang yang lalai.” (HR. Muslim)

Karena itu hendaklah anda juga segera bertaubat dengan taubat nasuha. Karena anda telah melalaikan sebuah kewajiban yang dibebankan kepada setiap muslim lalu tunaikanlah shalat jum’at sejak sekarang dan janganlah pernah anda meninggalkannya secara sengaja kecuali jika anda mendapatkan uzur yang dibenarkan secara syariat.

Semoga Allah swt senantiasa mengarahkan kita kepada jalan-Nya yang lurus dan diberikan kekuatan untuk tetap berada diatasnya hingga akhir hayat kita. Amin

Wallahu A’lam

Kategori:Hikmah, Otie Riri

Angin Sebagai Nikmat & Adzab

Hembusan Angin Terkadang Membawa Nikmat Terkadang Sebagai Adzab

Sesungguhnya segala puji hanyalah milik Allah. Kami memujinya. Kami memohon pertolongan kepadaNya. Kami juga memohon ampunan dan bertaubat kepadaNya. Kami berlindung kepada Allah dari kejelekan jiwa kami dan keburukan amal perbuatan kami.

Barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Demikian pula, barangsiapa yang Allah sesatkan maka tiada satu pun yang bisa memberi hidayah kepadanya.

Wahai orang-orang yang beriman, wahai hamba-hamba Allah bertakwalah kalian kepada Allah. Yakinlah bahwa takwa kepada Allah adalah sebaik-baik bekal menuju hari yang dijanjikan. Takwa adalah sebab yang paling penting untuk mendapatkan ridho Allah. Takwa adalah perkara yang Allah wasiatkan kepada orang-orang di masa silam ataupun orang di masa sekarang.

وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ

Yang artinya, “Dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah” (QS. an Nisa’:131).

Sesungguhnya tanda kekuasaan Allah yang menunjukkan keesaan Allah dan bahwa Dia adalah pengatur alam semesta itu banyak sekali, tidak bisa dihitung. Sebagaimana perkataan seorang penyair, “Dalam segala sesuatu terdapat bukti bahwa Dia adalah zat yang esa”.

Di antara tanda kekuasaan Allah yang besar, bukti nyata keesaan-Nya yang menunjukkan bahwa Dia itu benar-benar esa dan segala urusan itu ada di genggaman-Nya dan diatur penuh oleh diri-Nya adalah angin yang diatur oleh Allah sebagaimana yang Dia kehendaki.

Angin itu bertiup mengikuti perintah-Nya dan setelah mendapatkan izin dari-Nya.

Angin adalah makhluk yang diatur dan diperintahkan. Dia tidak bisa datang atau pun pergi baik di waktu pagi atau pun sore kecuali dengan seizin Tuhannya yang merupakan zat yang mengatur dirinya. Semua gerakan angin itu dengan seizin-Nya. Semua tiupan angin itu dengan perintah-Nya. Sekali lagi, angin adalah makhluk yang diatur dan diperintah.

Terkadang dia datang dengan membawa kabar gembira dan rahmat Allah. Di waktu yang lain, dia membawa adzab dan hukuman Allah. Segala urusan sepenuhnya ada di tangan Allah.

Angin adalah salah satu tanda kekuasaan Allah. Sepantasnya seorang mukmin mengambil pelajaran dengan keberadaan angin. Dengan angin, seorang hamba mengetahui betapa agungnya Allah, zat yang mengatur angin.

Dalam angin terdapat pelajaran dan nasihat yang sangat berharga serta tanda kekuasaan yang menunjukkan keagungan dan kesempurnaan sang pencipta.

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرَاتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِنْ رَحْمَتِهِ وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِأَمْرِهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ  46)

Yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya. Mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS ar Rum: 46).

وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخَّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (164)

Yang artinya, “Dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. al Baqarah: 164).

Memang benar, angin hanya menjadi tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal. Mereka memutar akal mereka untuk mengambil manfaat dan pelajaran dari berbagai tanda kekuasaan Allah yang menunjukkan bahwa Dialah sang pengatur alam semesta dan menunjukkan bahwa Dia adalah zat yang agung karena memiliki segala sifat kesempurnaan.

Angin itu terkadang menjadi hukuman dan siksaan, di samping terkadang menjadi nikmat dan rahmat. Itu semua terjadi dengan perintah Allah. Dalam sebuah hadits yang sahih Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang mencaci maki angin dengan alasan bahwa angin itu sekedar makhluk yang diatur dan diperintah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian mencaci angin karena angin itu diperintah”.

Hadits yang senada dengan hadits di atas jumlahnya banyak. Sebagiannya nanti juga akan kami sampaikan.

Diaturnya angin oleh Allah adalah sebuah nikmat yang sangat besar bagi manusia. Hendaknya kita merasakan adanya nikmat tersebut dan nilainya serta menyadari manfaat yang kita petik darinya. Seandainya angin itu tidak diatur oleh Allah tentu tidak akan ada kehidupan bagi manusia. Dunia hewan dan tumbuh-tumbuhan pun akan kacau balau. Makanan akan rusak dan busuklah seluruh penjuru bumi.

Terkadang Allah mengirimkan angin sebagai siksaan dan hukuman. Angin datang membawa adzab yang menjadi sebab mati dan hancurnya manusia, tetumbuhan dan berbagai binatang. Hal ini terjadi sebagai hukuman Allah dan pelajaran yang bisa dipetik oleh orang yang mau mengambil pelajaran.

Di antaranya adalah kisah yang Allah ceritakan dalam al Qur’an tentang hukuman yang Allah berikan kepada kaum ‘Aad yang merupakan kaum Nabi Hud. Allah hancurkan mereka dengan angin.

وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ (41)مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ (42)

Yang artinya, “Dan juga pada (kisah) Aad ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan. Angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk” (QS adz Dzariyat:41-42).

Dalam kisah yang Allah tuturkan dalam al Qur’an, pada saat angin adzab datang, saat pertama kali mengetahui hal tersebut, kaum ‘Aad beranggapan bahwa angin tersebut membawa awan yang akan menurunkan hujan. Mereka anggap bahwa angin tersebut adalah angin pembawa nikmat dan kabar gembira.

فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهِ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ (24)تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لا يُرَى إِلا مَسَاكِنُهُمْ كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ (25)

Yang artinya, “Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka, “Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami”. (Bukan!) bahkan Itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya. Maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa” (QS al Ahqof:24-25).

Dalam Sunan Ibnu Majah terdapat hadits yang kualitas sanadnya sahih, Nabi bercerita tentang hari Jumat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan, “Pada hari Jumat Kiamat akan terjadi”.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Tidak ada satu pun malaikat, langit, bumi, angin, gunung ataupun lautan melainkan merasa takut dan khawatir pada hari Jumat”.

Makhluk-makhluk ini merasa khawatir dengan terjadinya Kiamat pada hari Jumat.

Angin merasa takut dengan terjadinya Kiamat. Langit merasa takut. Bumi merasa takut. Lautan pun merasa takut. Sayangnya, mayoritas manusia lalai dan tidak memikirkan akan terjadinya Kiamat.

Sepatutnya kita mengambil pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan Allah ini. Hendaknya hati kita merasa tergerak karena beriman, menghadapkan hati, bertaubat dan kembali kepada Allah.

Terdapat dalam hadits yang sahih dari Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam   bahwa ketika angin bertiup kencang dan berhembus dengan kuat seorang muslim berkewajiban untuk menghadapkan hatinya kepada Allah dengan memohon, berharap kepada Allah akan kebaikan angin tersebut dan meminta perlindungan kepada Allah akan keburukan angin tersebut.

Dalam sahih Muslim, ketika angin bertiup kencang, Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallamberdoa, “Ya Allah sesungguhnya aku meminta kebaikan angin ini dan kebaikan yang dibawanya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini dan keburukan yang dibawanya”.

Inilah petunjuk dan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam . Tidak sepatutnya kita menyibukkan diri dengan berbagai hal yang sebagian orang saling mengingatkan untuk melakukannya padahal hal tersebut tidak ada dalilnya dari sunah dan bukan bagian dari ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Dalam kondisi angin bertiup kencang, hendaknya hati kita tergerak untuk mengambil pelajaran dari berbagai tanda kekuasaan Allah.

Ya Allah, jadikanlah kami orang yang mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Mu dan tunjukilah kami jalan-Mu yang lurus.

Ini yang bisa kami sampaikan. Aku memohon ampunan untukku dan kalian serta seluruh kaum muslimin dari seluruh dosa.

Mohonlah ampunan kepada-Nya niscaya Dia akan mengampuni kalian sesungguhnya Dia maha pengampun lagi maha penyayang.

Kategori:Hikmah, Otie Riri

Penemuan Mumi Fir’aun Dan Kebenaran Al Qur’an

Penemuan Mumi Fir’aun Akurat Dengan Kebenaran Al Qur’anul Karim

Pada tahun 1898 M, Loret telah menemukan mummi di Thebes di lembah raja-raja –Wadi al- Muluk– ,mummi tersebut terindentifikasi sebagai jenazah dari Fir’aun “Merneptah” yang dipastikan sebagai anak dari Fir’aun Ramses II. Di samping ditemukan mummi dari Merneptah juga ditemukan mummi dari Ramses II dalam keadaan utuh. “Merneptah” adalah Fir’aun yang mengejar-ngejar nabi Musa hingga ke laut dan mati tenggelam di laut, sedang Ramses II adalah fir’aun yang hidup persis sebelumnya, kedua-duanya hidup pada masa nabi Musa AS.

Kemudian, pada tanggal 8-7-1907, Elliot Smith membuka perban-perban mummi Merneptah untuk memeriksa badannya. Kemudian Elliot Smith mengarang buku The Royal Mummies pada tahun 1912, dalam buku tersebut dijelaskan, ketika Eliot Smith membuka perban-perban mummi pada tahun 1907, mummi tersebut dalam keadaan baik dan utuh walaupun ada kerusakan di beberapa bagian.

Setelah Eliot Smith meneliti mummi tersebut pada 1907, mummi tersebut dipamerkan di musium Cairo dengan kepala dan leher terbuka tanpa perban supaya setiap pengunjung dapat melihat dengan nyata, sedang badannya ditutup kain sedemikian rupa supaya dapat terlindungi dari kerusakan karena kelembaban udara dan bakteri. Yang paling penting dan berharga dengan penemuan mummi Merneptah dan hasil penelitian Eliot Smith yang menyaksikan mummi Merneptah secara utuh adalah, sebagai bukti materiil secara utuh jenazah dari raja Fir’aun yang mati tenggelam di laut. “Bukti itu sangat penting, karena menyangkut kemukjizatan Al-Qur’ an. Masih ingat dengan film Mummi ?, film itu telah mengalihkan perhatian kita akan kemukjizatan Al-Qur’ an, supaya kita membicarakan mummi “HANYA” dari sisi harta karun yang terpendam dan menjauhkan kita untuk membicarakan mummi sebagai bukti ilmiah kebenaran Al-Qur’ an, dan supaya orang tidak lagi memperhatikan bukti ilmiah dari Alquran”.

Mari kita kaji kisah tenggelamnya fir’aun Tenggelamnya Fir’aun Dalam Al-Qura’n. Kisah bermula pada kekafiran, kesombongan dan keingkaran bangsa Mesir yang mengikuti Firaun dalam menentang Allah SWT dan nabinya Musa as dan yang menindas bangsa Israel, padahal telah nyata petunjuk bagi mereka dan telah diperlihatkan kejadian-kejadi an luar biasa kepada mereka sebagai tanda kekuasaan Allah SWT, tetapi hati mereka tidak mau sadar, tidak mau kembali kepada kebenaran dan beriman kepada Allah SWT. Sangat sedikit yang beriman dari orang-orang Mesir, ada yang mengatakan hanya tiga orang yang beriman, yaitu istri Firaun, seorang dari pengikut Fir’aun dan seorang pemberi nasehat. Karena, Fir’aun dan bangsanya tetap ingkar dan sombong, Nabi Musa as meminta kepada Fir’aun untuk meniggalkan Mesir beserta orang-orang Bani Israel, namun Firaun menolak permintaan ini.

Maka turunlah perintah Allah SWT:  “Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)”. (QS. 20:77)

Maka pergilah nabi Musa as bersama-sama kaumnya Bani Israel pada malam itu juga, dan pada pagi harinya, tidak ada seorangpun dari kaum nabi Musa as yaitu Bani Israel yang tertinggal di Mesir, mereka telah pergi meninggalkan Mesir. Pagi harinya, mengetahui orang-orang Israel telah meninggalkan Mesir, Fir’aun sangat marah dan segera mengumpulkan tentaranya, kereta dan kuda yang ada di seluruh wilayah Mesir untuk mengejar nabi Musa as dan orang-orang Israel. Dengan marah Fir’aun berkata kepada pasukannya :”Orang-orang itu berjumlah tidak banyak, dan sesungguhnya, mereka telah benar-benar membuat kita marah?” Kemudian setelah tentara dan kuda-kuda terkumpul, diberangkatkanlah pasukannya mengejar Nabi Musa as dan Bani Israel. ”Maka Fir’aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit.

Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. Musa menjawab:”Sekal i-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Rabbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”. (QS: 26:60-62)

Ketika pengikut nabi Musa as dalam keadaan ketakutan karena akan segera tersusul, turunlah firman Allah SWT:  Lalu Kami wahyukan kepada Musa:”Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. (QS. 26:63)

Maka melintaslah nabi Musa beserta kaumnya Bani Israel, dan Fir’aun beserta pasukannya menyu-sul dibelakannya. Ketika Nabi Musa as dan pengikutnya sampai di daratan yang tinggi dan Fir’aun beserta pasukannya masih ditengah-tengah lautan. Maka datanglah pertolongan Allah SWT kepada nabi Musa as: “Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang itu”. (QS. 26:65-66)

Tenggelamlah Fir’aun beserta pasukannya dan tak seorangpun terselamatkan nyawanya termasuk Fir’aun. Namun Firaun saat-saat akhir menjelang kematiaanya, dia baru sadar atas keingkarannya dan dia sempat mengucapkan kalimat tauhid dan berserah diri kepada Allah SWT:

Hingga bila Fir’aun itu hampir tenggelam berkatalah dia: ”Saya percaya bahwa tidak ada Ilah melainkan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. (QS . 10:90)

Dengan perngakuan Fir’aun tersebut, Allah SWT berkenan menyelamatkan mayat Firaun agar tidak sampai hancur di dalam lautan, dan agar tubuh fir’aun yang dibiarkan utuh tersebut dapat menjadi pelajaran bagi manusia kelak :

Bagi kawan-kawan muslim,

Al-Quran mengisahkan kepada kita sebagai berikut: Apakah sekarang (kamu baru percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.

Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesunguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuatan Kami. ( QS Yunus 91-92).

Tentunya ayat diatas sudah cukup menjelaskan mengapa Allah dengan sengaja menyelamatkan jasad sang Fir’aun.

Begitulah, Allah SWT menjaga tubuh Fir’aun tetap utuh walaupun tertelan lautan, untuk menjadi pelajaran dan sebagai tanda-tanda kekuasaan-NYA bagi orang-orang yang datang sesudahnya, bukan hanya kisah tenggelamnya Firaun yang menjadi pelajaran dan sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, tetapi tubuh fisiknya juga.

Satu point yang dapat diambil dari kisah tenggelamnya fir’aun dalam Al- Qur’an , yaitu : mayat Fir’aun dijaga utuh oleh Allah SWT. Arkeologi Membuktikan Kebenaran Al-Qur’ an.

Didalam Alkitab menyatakan tubuh Fir’aun telah musnah karena tenggelam di lautan, sedang dalam Al-Qur’ an menyatakan Tubuh Fir’aun tetap utuh dan selamat walaupun tenggelam di lautan, di sisi lain dari dunia sejarah khususnya bidang arkeologi, telah menemukan mummi yang diindentifikasi sebagai jasad dari tubuh Fir’aun yang mengejar-ngejar nabi Musa as dan tenggelam di lautan. “Temuan arkeologi ini, telah membuktikan apa yang dinyatakan Al-Qur’ an tentang tubuh Fir’aun yang dijaga utuh oleh Allah SWT adalah benar- benar terjadi pada 2000 tahun sebelum Al-Quran itu sendiri menyatakannya.

Dan temuan arkeologi ini secara bersamaan menyangkal apa yang dinyatakan Alkitab bahwa tubuh Fir’aun telah musnah di lautan”. Bukti kebenaran Al-Qur’an ini, sekaligus menjelaskan bahwa:

1. Al-Qur’ an bukanlah bikinan Muhammad saw, karena, apa yang dikisahkan Al-Qur’ an tentang tubuh Fir’aun yang dijaga utuh oleh Allah SWT adalah terjadi sekitar 2000 tahun sebelumnya, mustahil Muhammad saw mengetahui kejadian tersebut. Dan ketika Al-Qur’ an menyatakan tubuh Fir’aun dijaga utuh untuk menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahnya, sama sekali tidak ada bukti riil dari jasad Fir’aun pada saat itu. Bukti tubuh utuh Fir’aun baru ditemukan sekitar 1300 tahun setelah Al-Qur’ an menyatakannya yaitu tahun 1898 M. Tidak ada yang mampu membuat kisah seakurat itu, kecuali yang merencanakan kisah itu terjadi yaitu Allah SWT.

2. Alkitab hasil campur tangan manusia, karena apa yang dikisahkan Alkitab tentang kejadian sekitar 1300 tahun sebelumnya, ternyata terbukti meleset setelah ditemukan mummi raja Fir’aun yang telah dinyatakan musnah oleh Alkitab. Tentu tidak mungkin Tuhan yang membuat pernyataan dalam Alkitab yang menyatakan tubuh Fir’aun telah dimusnakan, karena sejarah membuktikan tubuh Fir’aun diselamatkan utuh.

3. Orientalis hanya bisa menuduh, Nabi Muhammad saw dituduh telah membuat Al-Qur’ an dengan menyontek Alkitab, tentu tuduhan semacam ini sangat tidak ilmiah, karena telah terbukti Alkitab telah salah mengisahkan tubuh utuh Fir’aun, sementara Al-Qur’ an sangat akurat dalam mengisahkannya. Apa yang dicontek ?

Wallahu’alam

Kategori:Hikmah, Otie Riri

Jasad Tidak Dikubur Bukan Berarti Lepas Dari Siksa Kubur

SIKSA KUBUR ADALAH SIKSA DI ALAM BARZAKH

“Barzakh” adalah perantara antara dunia dan akhirat, atau perantara antara masa setelah mati dan hari kebangkitan.

Alam Barzakh dinamakan dengan alam kubur adalah karena keadaan yang umum terjadi. Karena pada umumnya jika manusia meninggal dunia, dia dikubur dalam tanah. Namun, bukan berarti orang yang tidak dikubur terlepas dari peristiwa-peristiwa alam barzakh. Seperti orang yang dimakan binatang buas, tenggelam di lautan, dibakar ataupun terbakar. Sebab Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Seperti yang diceritakan Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

عَنْ أَبِي هُر َيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللَّه صَلى اللَّهِ عَلَيْهِ وَ سَلَمَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لَمْ يَعْمَل خَيْرًاقَطُّ فَإِذَا مَاتَ فَحَرِّقُوْهُ وَاذْرُوْانِصفَهُ فِي البَرِّ وَنِصفَهُ فِي الْبَحْرِ فَوَ اللَِّهِ لَئِنْ قَدَرَ اللَّهُ عَلَيْهِ لَيُعَذِ بَنَّهُ عَذَابًا لاَ يُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنْ العَالَمِيْنَ فَأَمَرَ اللّهُ الْبَحْرَ فَجَمَعَ مَافِيْهِ وَأَمَرَ الْبَرَّ فَجَمَعَ مَا فِيْهِ ثُمَّ قَالَ لِمَ فَعَلْتَ قَالَ مِنْ خَشْيَتِكَ وَأَنْتَ أَعْلَمُ فَغَفَرَلَهُِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang yang tidak pernah beramal baik sedikit pun berkata kepada keluarganya:
Apabila ia meninggal maka bakarlah dia, lalu tumbuk tulangnya sehalus-halusnya. Kemudian sebarkan saat angin kencang bertiup, sebagian di daratan dan sebagian lagi di lautan. Lalu ia berkata, ‘Demi Allah, jika Allah mampu untuk menghidupkannya, tentu Allah akan mengazabnya dengan azab yang tidak diazab dengannya seorang pun dari penduduk alam. Maka Allah memerintahkan lautan dan daratan untuk mengumpulkan abunya yang terdapat didalamnya. Maka tiba-tiba ia berdiri tegak. Lalu Allah bertanya kepadanya, “Apa yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut? Ia menjawab, “karena takut kepada-Mu dan Engkau lebih mengetahui (isi hatiku)”. Kemudian Allah mengampuninya.

Dari kisah di atas dapat kita lihat bagaimana seseorang tersebut berusaha untuk lari dari azab Allah SWT dengan cara yang menurut akal pikirannya dapat membuatnya lolos dan lepas dari azab Allah SWT. Tetapi hal tersebut tidak dapat melemahkan kekuasaan Allah SWT. Bila seandainya ada seseorang mau melakukan tipuan terhadap Allah SWT agar ia terlepas dari azab kubur, sesungguhnya kekuasaan Allah SWT jauh lebih kuat daripada tipuannya. Pada hakikatnya yang ditipu adalah dirinya sendiri.

Ketahuilah, bahwa siksa kubur adalah siksa di alam Barzakh. Barangsiapa yang mati, dan berhak mendapatkan adzab, ia akan menerima bagiannya. Baik ia dikubur maupun tidak. Meski dimangsa binatang buas, atau terbakar hangus hingga menjadi abu dan bertaburan dibawa angin; atau disalib dan tenggelam di dasar laut. Ruh dan jasadnya tetap akan mendapat siksa, sama seperti orang yang dikubur. (lihat Tahdzib Syarh Ath Thahawiyah, Syaikh Abdul Akhir Hammad al Ghunaimi)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا مَاتَ عُرِضَ عَلَيْهِ مَقْعَدُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِىِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهِلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهلِ الجَنَّةَ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْل النَّار يُقَالُ هََِذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَشَكَ اللَّهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Apabila seseorang telah mati, akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya pada waktu pagi dan sore. Jika ia termasuk penghuni surga, maka diperlihatkan tempatnya di surga. Dan jika ia dari penghuni neraka maka diperlihatkan tempatnya di neraka. Kemudian dikatakan kepadanya, “Inilah tempatmu yang akan engkau tempati pada hari Kiamat”. [HR Muslim no. 5110, Ahmad no. 5656, Mâlik no. 502]

Kematian adalah benar adanya. Begitu pula dengan kehidupan setelah kematian. Kehidupan akhirat, inilah yang seharusnya kita tuju. Kampung akhiratlah tempat kembali kita. Maka persiapkanlah bekal untuk menempuh jauhnya perjalanan.

Allah SWT Berfirman, “Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan hanya permainan dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al An’am: 32)

Ketahuilah wahai hamba Allah! Bahwa kuburan adalah persinggahan pertama menuju akhirat. Orang yang mati, berarti telah mengalami kiamat kecil. Apabila seorang hamba telah dikubur, akan diperlihatkan kepadanya tempat tinggalnya nanti pada pagi hari, yakni antara waktu fajar dan terbit matahari, serta waktu sore, yakni antara waktu dzhuhur hingga maghrib. Apabila ia termasuk penghuni Surga, akan diperlihatkan tempat tinggalnya di Surga, dan apabila ia termasuk penghuni Neraka, akan diperlihatkan tempat tinggalnya di Neraka.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

لاَ يَدْ خُلُ أَحَدٌ الْجَنَّةَ إِلاَّ أُرِيَ مٌَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ لَوْ أَسَاءَ لِيَزْ دَادَ شُكرْرًا وَلاَ يَدْ خُلُ النَّارَ أَحَدٌ إِلاَّ أُرِيَ مَقْعَدَهُ مِنْ الْجَنَّةِ لَوْ أحْسَنَ لِيَكُوْن عَلَيْهِ حَسْرَةً

Tidak seorang pun masuk ke dalam surga kecuali diperlihatkan kepadanya tempatnya di neraka, seandainya ia berbuat jelek, agar bertambah rasa syukurnya. Dan tidaklah seorang pun masuk ke dalam neraka kecuali diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga, seandainya ia berbuat baik, agar semakin bertambah atasnya rasa penyesalannya”. [HR al-Bukhâri no. 6084 dan Ahmad]

Dalam riwayat lain disebutkan: “Apabila seorang hamba diletakkan di kuburnya, dan para pelayatnya pergi meninggalkannya, sesungguhnya ia mendengar derap terompah mereka. Kemudian datanglah kepadanya dua orang malaikat dan menyuruhnya duduk. Mereka bertanya kepadanya, ‘Apa perkataanmu tentang orang ini?’ Adapun orang Mukmin, maka ia akan menjawab, Aku bersaksi bahwa ia adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Lalu dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah tempatmu di neraka. Sungguh, Allah telah menukarnya dengan surga, maka ia melihat keduanya. berkata Qatâdah, ‘Disebutkan kepada kami bahwa kuburnya di luaskan tujuh puluh hasta, yang dipenuhi oleh tumbuhan hijau sampai hari mereka dibangkitkan.” [HR al-Bukhâri no. 1285, Muslim no. 5115, Ahmad no. 11823]

Allah SWT Berfirman, “Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian. Dan kami benar-benar akan menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan, dan kepada kamilah kalian akan dikembalikan.” (QS. Al Anbiyaa’: 35). Ya, setiap dari kita insya Allah telah menyadari dan menyakini hal ini. Tetapi kebanyakan orang telah lalai atau bahkan sengaja melalaikan diri mereka sendiri. Satu persatu orang yang kita kasihi telah pergi (meninggal) tapi seakan-akan kematian mereka tidak meninggal faidah bagi kita, kecuali rasa sedih akibat kehilangan mereka.

KESIMPULAN:
1. Azab kubur bersifat umum bagi seluruh manusia,tidak khusus bagi umat nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
2. Di antara azab atau nikmat kubur ada yang berhubungan dengan ruh dan jasad secara bersamaan dan ada pula yang khusus berhubungan dengan ruh saja.
3. Semua ruh orang yang telah meninggal dunia berada di alam Barzakh, sekalipun ia dimakan binatang buas ataupun dibakar.
4. Seseorang tidak akan masuk surga atau neraka kecuali setelah terjadinya hari Kiamat dan dibangkitnya seluruh manusia dari kuburnya.

PELAJARAN DI BALIK KEIMANAN KEPADA AZAB KUBUR
1. Menanamkan dalam diri seseorang sikap mawas diri dalam meninggalkan perintah-perintah agama.
2. Memiliki kemauan yang tinggi dalam melakukan amal shaleh, agar mendapat keberuntungan di alam kubur.
3. Menimbulkan rasa takut dalam diri seseorang untuk melakukan maksiat, agar terhindar dari azab kubur.

Semoga Allah Melindungi kita dari adzab kubur dan memudahkan perjalanan setelahnya. Seringan apapun adzab kubur, tidak ada satupun dari kita yang sanggup menahan penderitaannya. Begitu banyak dosa telah kita kerjakan… Maka jangan siakan waktu lagi untuk bertaubat. Janganlah lagi menunda berbuat kebaikan. Amal perbuatan kita, kita sendirilah yang akan mempertanggungjawabkannya dan mendapatkan balasannya. Jika bukan kita sendiri yang beramal shalih demi keselamatan dunia dan akhirat kita, maka siapa lagi ???

Wallâhu a‘lam.

Kategori:Hikmah, Otie Riri

Ingkar Janji

20 Februari 2012 Tinggalkan komentar

Jangan Ingkar Janji

Manusia dalam hidup ini pasti ada keterikatan dan pergaulan dengan orang lain. Maka setiap kali seorang itu mulia dalam hubungannya dengan manusia dan terpercaya dalam pergaulannya bersama mereka, maka akan menjadi tinggi kedudukannya dan akan meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Sementara seseorang tidak akan bisa meraih predikat orang yang baik dan mulia pergaulannya, kecuali jika ia menghiasi dirinya dengan akhlak-akhlak yang terpuji. Dan di antara akhlak terpuji yang terdepan adalah menepati janji.

Sungguh Al-Qur`an telah memerhatikan permasalahan janji ini dan memberi dorongan serta memerintahkan untuk menepatinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَوْفُوا بِالْعَهْدِ إِنَّ الْعَهْدَ كَانَ مَسْئُوْلاً

Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti dimintai pertanggungjawabannya.” (Al-Isra`: 34)

Iblis Menebar Janji Manis

 Semenjak Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan Adam ‘alaihissalam dan memuliakannya di hadapan para malaikat, muncullah kedengkian dan menyalalah api permusuhan pada diri Iblis. Terlebih lagi ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutuknya dan mengusirnya dari surga. Iblis berikrar akan menyesatkan manusia dengan mendatangi mereka dari berbagai arah sehingga dia mendapat teman yang banyak di neraka nanti. Berbagai cara licik dilakukan oleh Iblis. Di antaranya dengan membisikkan pada hati manusia janji-janji palsu dan angan-angan yang hampa.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لاَ غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَى عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيْءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَى مَا لاَ تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللهَ وَاللهُ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: ‘Tidak ada seorang manusia pun yang bisa menang atas kalian pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu.’ Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling melihat (berhadapan), setan itu berbalik ke belakang seraya berkata: ‘Sesungguhnya aku berlepas diri dari kalian; sesungguhnya aku melihat apa yang kalian tidak melihatnya; sesungguhnya aku takut kepada Allah.’ Dan Allah sangat keras siksa-Nya.” (Al-Anfal: 48)

Tanda-tanda Kemunafikan

 Menepati janji adalah bagian dari iman. Barangsiapa yang tidak menjaga perjanjiannya maka tidak ada agama baginya. Maka seperti itu pula ingkar janji, termasuk tanda kemunafikan dan bukti atas adanya makar yang jelek serta rusaknya hati.

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ

Tanda-tanda munafik ada tiga; apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Muslim, Kitabul Iman, Bab Khishalul Munafiq no. 107 dari jalan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Seorang mukmin tampil beda dengan munafik. Apabila dia berbicara, jujur ucapannya. Bila telah berjanji ia menepatinya, dan jika dipercaya untuk menjaga ucapan, harta, dan hak, maka ia menjaganya. Sesungguhnya menepati janji adalah barometer yang dengannya diketahui orang yang baik dari yang jelek, dan orang yang mulia dari yang rendahan. (Lihat Khuthab Mukhtarah, hal. 382-383)

Ingkar Janji Mendatangkan Kutukan dan Menjerumuskan ke dalam Siksa

Siapapun orangnya yang masih sehat fitrahnya tidak akan suka kepada orang yang ingkar janji. Karenanya, dia akan dijauhi di tengah-tengah masyarakat dan tidak ada nilainya di mata mereka.

Namun anehnya ternyata masih banyak orang yang jika berjanji hanya sekedar igauan belaka. Dia tidak peduli dengan kehinaan yang disandangnya, karena orang yang punya mental suka dengan kerendahan tidak akan risih dengan kotoran yang menyelimuti dirinya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللهِ الَّذِيْنَ كَفَرُوا فَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ. الَّذِيْنَ عَاهَدْتَ مِنْهُمْ ثُمَّ يَنْقُضُوْنَ عَهْدَهُمْ فِي كُلِّ مَرَّةٍ وَهُمْ لاَ يَتَّقُوْنَ

Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang kafir, karena mereka itu tidak beriman. (Yaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).” (Al-Anfal: 55-56)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌ عِنْدَ إِسْتِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Bagi setiap pengkhianat (akan ditancapkan) bendera pada pantatnya di hari kiamat.” (HR. Muslim bab Tahrimul Ghadr no. 1738 dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَالْمُسْلِمُوْنَ عَلىَ شُرُوْطِهِمْ إِلاَّ شَرْطًا حَرَّمَ حَلاَلاً أَوْ أَحَلَّ حَرَامًا

Dan kaum muslimin (harus menjaga) atas persyaratan/perjanjian mereka, kecuali persyaratan yang mengharamkan yang dihalalkan atau menghalalkan yang haram.” (Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 1352, lihat Irwa`ul Ghalil no. 1303)

Apa yang diucapkan janganlah dipungkiriApa yang diikrarkan jangan ditarik lagiJanji itu hutang harus dipenuhi Janji itu hutang harus ditepati  ‘Pabila dipungkiri merusak harga diri‘Pabila diingkari akan dibawa matiJanji itu hutang harus dipenuhi Janji itu hutang harus ditepati  Ringan diucapkan berat dalam tanggunganCitra manusia ada dalam ucapanSebelum berjanji baiknya dipikirkan Mengingkari janji hilang kepercayaan

Mungkin watak tercela itu sangat melekat pada diri mereka karena tidak adanya keimanan yang benar. Tetapi bagi orang-orang yang mendambakan kebahagiaan hakiki dan ditolong atas musuh-musuhnya, mereka menjadikan etika yang mulia sebagai salah satu modal dari sekian modal demi tegaknya kalimat Allah Subhanahu wa Ta’ala dan terwujudnya harapan. Yakinlah, Islam akan senantiasa tinggi, dan tiada yang lebih tinggi darinya. Wallahu a’lam.

Kategori:Hikmah, Otie Riri

Azab bagi Wanita

18 Februari 2012 Tinggalkan komentar

10 MACAM SIKSAAN WANITA DI NERAKA

  • Wanita yang digantung rambutnya hingga otaknya mendidih karena tidak menutup rambutnya.
  • Wanita yang digantung lidahnya, dan tangannya dikeluarkan dari punggungnya sedang cairan aspal panas dituangkan pada tenggorokannya, karena menyakiti hati suaminya dengan lidahnya / kata-katanya.
  • Wanita yang digantung dengan buah dadanya karena menyusui anak orang lain tanpa izin suaminya.
  • Wanita yang diikat dengan tangannya karena keluar rumah tanpa izin suami dan tidak mandi wajib dari haid dan nifas.
  • Wanita yang diikat dengan kaki dan tangannya sampai ke ubun-ubun, dibelit dan disengati ular dan kalajengking karena dia mampu untuk mengerjakan shalat dan puasa tapi tidak mengerjakannya dan tiak mau wudhu dan mandi wajib.
  • Wanita yang memakan badannya sendiri karena bersolek untuk dilihat laki-laki lain dan suka membicarakan aib orang lain.
  • Wanita yang menggunting-gunting badannya karena suka memanjakan diri ( ingin terkenal ) dan mempertontonkan perhiasannya di depan orang banyak sehingga tertarik padanya.
  • Wanita berkepala babi dan badannya seperti keledai karena dia suka berdusta dan mengadu domba.
  • Wanita berbentuk seperti anjing dan api dimasukkan dari mulut hingga keluar dari duburnya dan malaikat memukul-mukul kepalanya karena dia ahli fitnah dan suka marah-marah pada suaminya.
  • Wanita diikat kedua kakinya sampai ke payudara dan kedua tangannya sampai ke ubun-ubun dan disengati ular dan kalajengking karena ia telah mempersilahkan laki-laki lain untuk berzina dengannya.

Perhiasan :

“ Wanita mana saja yang memakai kalung untuk dipamerkan kepada orang lain, maka di hari kiamat ia akan dikalungi api neraka sebesar kalung itu dan bila memakai anting-anting untuk dipamerkan maka telinganya akan digantungi api neraka sebesar anting-anting itu “. ( Nasai )

Parfum :

“ Jika seorang wanita memakai minyak wangi selain untuk suaminya, maka sesungguhnya itu adalah api neraka dan suatu aib yang buruk.” ( Thabrani ).

“ Siapa saja wanita yang memakai wangi-wangian dan melewati kumpulan orang-orang sehingga mereka mencium bau harumnya, maka ia adalah pezina “.( Nasa`I , Ahmad, Hakim )

Astaghfirullah….. Ya Allah ampunilah dosa2 hamba, dosa2 ibu hamba dan dosa2 saudara hamba yang lalu dan yang kemudian 😦

Kategori:Hikmah, Otie Riri

Keadaan Neraka Jahanam

17 Februari 2012 Tinggalkan komentar
“Ketika Jahannam cukup untuk mereka – Inilah tempat yang pantas untuk mereka, sebuah tempat yang tak berair, menakutkan, siksaan yang suram yang akan menghancurkan ego mereka.”Dikisahkan dalam sebuah hadits bahwa sesungguhnya neraka jahanam itu adalah hitam gelap dan pekat, tidak ada cahaya dan tidak pula neraka itu menyala/terang.
Rasulullah saw bersabda :
“Api kamu ini hanyalah satu bagian dari tujuh puluh bagian api di neraka jahannam.”

Para sahabat mengatakan :
”Yang ini pun sudah cukup berat panasnya.”

Nabi berkata lagi :
”Bahkan api neraka itu melebihi sebanyak enam puluh sembilan kali lipat panasnya api dunia.”

“Api neraka jahannam telah dinyalakan seribu tahun hingga menjadi merah. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi putih. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi legam, seperti malam yang gelap gulita.”

www.youtube.com

Api yg bergolak, neraka itulah api siksa bagi para pembangkang, kafir dan munafik, yg tiada beriman kepada Allah dan Rosulullah SAW, bagaimana keadaan disana…
Kategori:Hikmah, Otie Riri

Dunia Hanyalah Tempat Tinggal Sementara

16 Februari 2012 Tinggalkan komentar

Rasulullah saw bersabda:”Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara.” Ibnu Umar ra berkata, “Jadi, jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada dipagi hari jangan tunggu sore hari. Gunakanlah kesehatanmu sebelum datang sakitmu, dan pergunakan hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Bukhari)

“Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan kesuksesan anak-anak mencapai duniawi, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan Para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu Lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”

Janganlah kalian mengabaikan Allah dan tidak mengacuhkan kehidupan akhirat, sepanjang hidup mengejar keserakahan dunia, berarti hukuman abadi di dalam api neraka. Orang-orang yang berada di jalan ini digambarkan Al-Qur`an sebagai “orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat? . Bagi mereka, Allah memutuskan, “Maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.? (al-Baqarah: 86)

Kategori:Hikmah, Otie Riri